Resmikan Pura Bhujangga Suranadi, Gubernur Zul Ingatkan Protokol Covid-19

Suranadi –  Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan covid-19. Karena disiplin yang dilakukan adalah untuk kepentingan bersama, yaitu menjaga kesehatan dan kenyamanan bersama. 

Selain itu, Gubernur Zul juga mengingatkan penemuan Covid-19 terbaru saat ini, yang sebagaimana diberitakan di berbagai media penularannya lebih cepat dari Covid-19 saat ini. “Karena itu diingatkan kepada semua pihak untuk tetap waspada dan tidak menganggap sepele akan hal ini. Caranya dengan tetap menjaga jarak, mencuci tangan dengan bersih, memakai masker dan sebagainya,” pesan Gubernur Zul saat bersilaturahim dengan umat Hindu Dharma, Selasa (29/12/2020) di Pura Bhujangga Waisnawa, Suranadi, Kecamatan Narmada, Lombok Barat. 

Dalam Kegiatan  Upacara “Melaspas dan Mewinten Pemangku” yang dirangkaikan dengan penandatanganan Prasasti Pura Bhujangga Suranadi, Gubernur Zul turut didampingi Sekda NTB Drs. H. L. Gita Ariadi, M.Si, Asisten III Setda NTB Dr. HL. Syafii, Kadiskominfotik Putu Gde Aryadi, S.Sos, MH, Kepala DPMPTSP H M Rum, ST, MT, Kabid Bimas Hindu Kemanag NTB, Kepala Desa Suranadi, Ketua Prajaniti NTB , Ketua Aliansi Hindu NTB , Ketua KMHDI NTB, Ketua Krama Pura NTB, Ketua PSDN NTB dan Ketua WHDI NTB. 

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur yang dikenal dekat dengan masyarakatnya ini mengungkapkan kesimpulan dari sebuah cerita yang tertulis dalam buku “The Seller”. Dimana dalam buku tersebut dikisahkan akan keinginan seorang pemuda yang ingin bertemu dengan seorang yang suci “The Holiman. Yang mana ingin mempelajari makna hidup sesungguhnya dari orang yang suci yang dikenal cukup bijaksana dalam kondisi apapun. 

“Dengan susah payah sang pemuda akhirnya bertemu dengan The Holiman dimaksud meski pemuda tadi diberi tugas yang cukup berat dan berulangkali dengan catatan dua tetes minyak dalam sendok tak boleh jatuh selama ia mengelilingi luasnya halaman Puri.  Jadi rahasia hidup seorang The Holiman adalah bisa menerima nasihat dan memberi nasihat kepada siapapun tanpa memandang latar belakang, kelompok, aliran dan keyakinan apapun,” kata Gubernur.

Gubernur sebagaimana cerita yang disampaikannya itu, bahwa agar bisa hidup tenang, bahagia, bijaksana yakni tidak boleh ada jarak psikolgis untuk bisa berinteraksi ataupun berkomunikasi dengan siapa dan apa saja entah itu perpustakaan, masjid, greja, pura dan lainya.

“Jadi untuk bisa berinteraksi  dengan siapa saja tidak melihat dari karakter atau warna kulit apa saja. Namun tetap menjaga amanah seperti tetesan minyak dalam sendok tadi untuk tetap dijaga agar tidak terjatuh,” ujar Gubernur memberi ilustrasi sembari diberi aplaus hadirin saat itu.

Sayangnya, lanjut Doktor ekonomi industr ini, jika dihubungkan dengan kehidupan manusia modern saat ini yakni sering mengalami hidup dalam kehampaan karena terlalu ekstrim. Sebagai manusia harus tetap memelihat hubungan baik dengan sejawat atau siapa saja. 

“Karena itu kita membutuhkan para pemangku, pedanda, para orang suci yang mampu menghapuskan kekurangan hubungan psikologis kita yang pada akhirnya punya keberanian dalam berinteraksi dengan siapa saja. Apakah kita tetap bertahan dengan material yang kita miliki saat ini atau tetap tekun untuk sesekali merenungi pelajaran cerita tadi agar dua tetes minyak di sendok tadi supaya tak jatuh. Saya kira ini barangkali cara Tuhan menegur kita dengan Corona Virus seperti ini. Ini pelajaran dan perenungan di tengah keberlimpahan materi yang kita miliki, tingginya jabatan yang kita duduki kita dipaksa untuk datang ke tempat terpencil bertemu dengan orang suci untuk  merenungi betapa kerdilnya kita dihadapan yang Maha Kuasa. Karena itu diharapkan masyarakat lainnya dengan hadirnya Mangku Suci ini bisa menyebarkan kebaikan bagi orang-orang di sekitarnya,” tutup Gubernur.

Mewakili Ketua PHDI NTB, melalui Sekretarisnya Mangku Komang Rena menyatakan, Ummat Hindu dikenal istilah “Tri Hita Karana”. Yakni  hubungan antar manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan. Menurutnya, segala kehidupan di alam ini telah diatur oleh Tuhan. “Itulah perlunya melakukan pertemuan seperti ini agar kita bisa berkomunikasi untuk mensingkronkan keinginan Tuhan dengan dunia ini agar semua mendapatkan kesejahteraan, keselamatan dan terhindar dari Covid saat ini,” ujar Mangku Komang Rena.

Menurutnya, membangun pura bagi Umat Hindu membutuhkan tempat yang sejuk  tempat terpencil.  Ia mengaku berterima kasih Gubernur Zulkieflimansyah telah merestui tempat ini. “Terima kasih kepada Pak Gubernur yang telah mengayomi Pura-Pura kita dan mudah-mudah-mudahan tempat ini bisa membantu keberlangsungan tempat peribadatan kita seterusnya,” kata Mangku Komang Rena.

Penglingsir Pesemetonan Bhujangga NTB Guru Mangku Gde Wenten dalam sambutannya mengin gatkan agar Umat Hindu tetap melaksanakan seruan pemerintah untuk tetap menjaga protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran Covid-19 saat ini.

Menurutnya, Pura Bujangga Waisnawa ini merupakan peninggalan bangunan trah (keturunan)nya yang mana sejak tahun 1980 Pura ini sudah dirintis bersama 7 orang pendirinya. Mangku Gde Wenten mengaku bangga bisa mengumpulkan keluarga besarnya untuk bisa membangun tempat ibadah seperti ini.

“Pembangunan Pura ini ini juga tak luput dari uluran tangan Pemprov NTB khususnya Pak Gubernur yang dicintai dan banggakan. Gubernur selalu hadir di tengah-tengah masyarakat dan seluruh umat untuk memberikan semangat kepada seluruh rakyat NTB. Pembangunan Pura ini juga hasil gotong-royong bersama umat Hindu sehingga bangunannya cepat tuntas. Ke depan pengembangan pembangunan Pura ini akan terus dilakukan, sehingga bisa terlaksana pembangunannya dengan lancar.  Pengembangan ke depan akan terus dilakukan di Pura ini akan terus dipacu secara gotong-royong dan harapannya Pemprov NTB juga bisa memberikan support untuk pengembangan bangunan seperti ruang pertemiuan, kamar mandi dan lainnya. Selain itu kita berharap semoga Covid-19 ini cepat berlalu,” harap Mangku Gde Wenten. 

Menandai upacara tersebut, Gubernur H Zulkieflimansyah menanam pohon penghijauan secara simbolis di halaman Pura Bhujangga Waisnawa Suranadi untuk menciptakan lingkungan yang asri dan tetap rindang dan bermanfaat banyak bagi kehidupan di alam ini.  (her_ ikp@diskominfotik_ntb )